Senin, 11 Agustus 2014

8 jenis belenggu yang mengikat manusia

Delapan Jenis Belenggu yang Merantai Manusia
Oleh Pendeta Mark Lee
Kebanyakan manusia dirantai dan ditawan oleh
berbagai jenis belenggu. Saya akan memberi
uraian singkat mengenai delapan jenis belenggu.
Tentu saja saya tidak berkata bahwa setiap
orang pasti terikat oleh kedelapan jenis
belenggu itu, akan tetapi satu, dua atau
beberapa belenggu itu mungkin sedang
mengikat Anda.
Belenggu dosa
Belenggu jenis yang pertama adalah kita
ditawan dosa dan itu menjadikan kita budak
dosa. Dikatakan dalam Yohanes 8:34 - "Kata
Yesus kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa,
adalah hamba dosa.' " Dikatakan di sini bahwa
setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba
dosa. Menjadi budak berarti masuk ke dalam
keadaan tidak dapat menolong diri sendiri -
sangatlah mustahil untuk berhenti berbuat dosa
sekalipun Anda menginginkannya. Berdasarkan
kekuatan kehendak Anda, Anda mungkin dapat
berhenti berbuat dosa satu atau dua kali, akan
tetapi Anda tidak dapat berhenti terlalu lama
karena pada akhirnya Anda akan tetap menjadi
tawanan "penguasa" ini. Ini adalah jenis
pertama dari belenggu itu, yang juga merupakan
belenggu yang paling parah - yaitu menjadi
budak dosa.
Belenggu Mamon
Belenggu jenis yang kedua dapat kita lihat di
dalam Matius 6:24 - "Tak seorangpun dapat
mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
demikian, ia akan membenci yang seorang dan
mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada
yang seorang dan tidak mengindahkan yang
lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah
dan kepada Mamon ." Mamon adalah kekayaan,
status dan uang - berarti segala sesuatu yang
bersifat materialistis. Jadi, belenggu jenis yang
kedua adalah diperbudak oleh uang dan hal-hal
materi - dimanipulasi oleh hal-hal ini.
Bagaimana Anda tahu bahwa seseorang adalah
budak harta? Hal ini dapat dilihat dari beberapa
tanda dan gejala. Ayat ini dilanjutkan dengan
ayat 25 - "Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah khawatir akan hidupmu, akan apa
yang hendak kamu makan atau minum, dan
janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa
yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu
lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian? "
Salah satu gejala orang yang menjadi budak
uang adalah kekhawatiran. Mereka dikuasai
kekhawatiran yang tak terkendali akan banyak
hal di dunia ini. Itu sebabnya, kutipan ini
berlanjut dengan - "Siapakah di antara kamu
yang karena kekhawatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan
hidupnya? " jawabannya tentu saja adalah
"Tidak". Tak seorang pun yang bisa menambah
umurnya karena kekhawatirannya. Persoalannya
adalah mengapa kita terus saja khawatir
padahal kita tahu bahwa kekhawatiran itu tidak
ada gunanya? "Aku memang tidak mau
khawatir!" Akan tetapi ternyata kehawatiran
adalah suatu jenis emosi yang tak terkendali.
Jadi salah satu gejala yang timbul akibat
diperbudak oleh harta adalah kekhawatiran.
Banyak orang yang terus saja cemas akan
berbagai hal dalam hidupnya. Beberapa orang
cemas kalau-kalau dia menjadi miskin.
Kenyataannya, kekhawatiran tidak dapat
mencegah Anda dari menjadi miskin. Dan
mengapa Anda khawatir akan hal itu sementara
Anda belum miskin?
Jadi, kekhawatiran sebenarnya bukanlah
masalah penalaran. Kekhawatiran tidak dapat
disingkirkan hanya dengan penalaran. Alasan
dari kekhawatiran itu adalah karena orang yang
khawatir itu diperbudak oleh harta dan hal-hal
material dan dia sangat ketakutan kalau-kalau
dia nanti kehilangan apa yang dia miliki
sekarang. Inilah jenis belenggu yang kedua.
Belenggu Nafsu dan Keinginan
Jenis belenggu yang ketiga dapat dilihat dari
Titus 3:3 - "Karena dahulu kita juga hidup
dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi
hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan,
hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji,
saling membenci ." Dikatakan di sini " hamba
berbagai-bagai nafsu dan keinginan " - kata
" menjadi hamba " berarti kita menjadi budak
dari berbagai nafsu dan keinginan.
Orang memiliki berbagai keinginan atau hasrat.
Sangatlah banyak jenis keinginan. Sebagai
contoh, nafsu seksual, mirip dengan rantai,
telah mengikat banyak orang di dalamnya.
Orang-orang itu tidak dapat mengelak dari
keterlibatan dalam perkara-perkara seksual
karena mereka telah menjadi budak nafsu
seksual. Mereka tidak dapat menghindar dari
belenggu yang telah merantai mereka ini.
Contoh lainnya adalah kesenangan-kesenangan
jasmani. Bukan berarti bahwa menikmati
kesenangan itu tidak baik, melainkan bahwa
sangatlah disesali jika seseorang akhirnya
menjadi budak dari kesenangan-kesenangan
itu.
Ada beberapa orang yang begitu menyukai
kegiatan merakit mainan sampai-sampai
menjadi kecanduan pada kegiatan ini. Sekalipun
rumahnya sudah dipenuhi oleh berbagai macam
mainan rakitan, dia tidak bisa berhenti untuk
merakit yang baru lagi. Mereka telah menjadi
budak dari kesenangan merakit mainan itu.
Banyak hal yang juga bisa menimbulkan
ketagihan. Contoh lainnya termasuk membaca
komik dan bermain game komputer.
Pernah ada seseorang yang harus dirawat di
rumah sakit akibat kram saat bermain game
komputer. Bermain game komputer atau
membaca komik itu sendiri bukanlah hal yang
buruk, masalahnya adalah jika orang yang
melakukannya sampai pada tingkatan ia
sepenuhnya berada di bawah kendali dan
menjadi budak kegiatan ini.
Sebagai contoh, beberapa orang menjadi budak
internet - mereka tidak dapat melewatkan
harinya tanpa tersambung ke internet; sebagian
lagi menjadi budak rokok dan alkohol - mereka
juga tidak dapat melewatkan harinya tanpa
minuman keras atau rokok. Bukan berarti
bahwa kita tidak boleh menjamah minuman
beralkohol, akan tetapi ada perbedaan yang
besar antara sekadar minum dengan kecanduan
alkohol. Inilah yang dimaksudkan dengan ayat
tadi sebagai menjadi hamba dari berbagai
nafsu dan keinginan.
Belenggu Perasaan
Masih ada jenis belenggu yang lainnya - yang
disebutkan di dalam bagian kedua dari ayat itu:
persoalan kedengkian dan kebencian, yaitu,
belenggu emosi. Belenggu jenis ini mengikat
orang-orang pada emosi. Mereka sering
cemburu pada sesamanya. Orang yang selalu
cemburu atau iri dirinya sangatlah tersiksa. Hal
yang sama berlaku juga pada kebencian. Jika
Anda membenci seseorang, yang akan
mengalami kerugian paling besar bukanlah
orang yang Anda benci tetapi diri Anda sendiri.
Sakit hati yang meracuni diri akan tumbuh dari
kebencian dalam hidup Anda, sementara orang
yang Anda benci mungkin bahkan tidak tahu
apa-apa tentang hal itu.
Ada sebagian orang yang sangat mudah
tersinggung. Mereka bahkan dapat menjadi
emosi hanya karena perubahan cuaca - ini
mungkin masalah yang lebih mudah menyerang
para wanita, jika dibandingkan dengan pria. Ini
juga jenis belenggu yang membuat Anda tidak
merdeka.
Belenggu pada Rasa Takut
Mari kita lihat Ibrani 2:15 untuk jenis belenggu
yang kelima - "dan supaya dengan jalan
demikian Ia membebaskan mereka yang
seumur hidupnya berada dalam perhambaan
oleh karena takutnya kepada maut ." Di sini
dikatakan bahwa Yesus datang untuk
membebaskan mereka yang akibat takutnya
kepada maut telah diperbudak oleh maut.
Belenggu atas orang-orang semacam ini adalah
rasa takut, rasa takut yang ditimbulkan oleh
ketakutan akan maut. Ketakutan adalah
belenggu yang sangat berat. Sebagian orang
takut pada kegelapan. Saya yakin bahwa rasa
takut pada kegelapan ini dilandasi oleh
ketakutan terhadap maut.
Sebagian orang takut terbang. Sekalipun
perjalanan yang harus ditempuh itu jauh,
mereka akan memilih untuk naik kereta api dan
tidak pernah memilih pesawat terbang. Mereka
hidup di bawah belenggu ketakutan.
Selanjutnya, ada orang yang takut pada hewan-
hewan kecil. Ketika hewan-hewan itu muncul,
orang-orang ini benar-benar dicekam oleh rasa
takut mereka. Inilah belenggu jenis yang kelima
- ketakutan.
Dibelenggu Manusia
Belenggu yang keenam bisa dilihat dari 1
Korintus 7:23 - "Kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar. Karena itu
janganlah kamu menjadi hamba manusia ." Di
sini, Allah memberitahu kita untuk tidak menjadi
hamba manusia. Apakah artinya menjadi
hamba manusia? Artinya Anda berada di bawah
pengaruh dan kendali orang-orang di sekitar
Anda. Anda akan menemui bahwa banyak di
antara kita berada dalam belenggu ini. Banyak
orang yang hilang kemerdekaannya karena
mereka ingin mendapat pujian dan penghargaan
dari orang lain, atau karena mereka takut
dikecam oleh orang lain, atau karena mereka
tidak mau diremehkan oleh orang lain.
Akibatnya, mereka tidak mampu melakukan hal-
hal yang mereka pikir seharusnya mereka
kerjakan.
Contohnya, di tempat kerja banyak orang yang
ingin disukai oleh atasan dan rekan kerja
mereka. Mereka bekerja, mungkin, bukan karena
uang melainkan untuk mendapat pujian dari
supervisor mereka - "Perusahaan kita tidak
dapat jalan tanpa Anda!" Sebagian orang
bahkan mendapati bahwa sangatlah layak
mengorbankan nyawa demi pujian. Untuk itu,
mereka dengan bahagia bekerja sampai mati-
matian demi kepentingan perusahaan.
Sayangnya, semua hal tersebut hanya angan
saja. Ketika perusahaan memerlukan Anda,
mereka akan memuji Anda. Ketika perusahaan
tidak memerlukan Anda, mungkin orang
pertama yang akan dipecat adalah Anda.
Salah satu teman saya bekerja di sebuah
perusahaan yang cukup besar dan kelihatannya
sangat disayang oleh bosnya. Dia dikirim ke
luar negeri untuk menjalankan tugas perintisan
dan diberi akomodasi, gaji serta tunjangan yang
sangat bagus. Ketika tugasnya telah
diselesaikan dengan baik, bosnya cepat sekali
berubah dan menjadi dingin terhadapnya. Orang
mudah berubah. Saya rasa segala sesuatunya
akan sia-sia jika Anda mengejar pujian dan
pengakuan dari orang yang mudah berubah.
Sebagian orang dapat saja memperlakukan
Anda dengan baik hari ini, akan tetapi sikap
mereka dapat berubah sepenuhnya dalam waktu
bahkan seminggu saja. Akan tetapi, banyak
orang yang diperbudak oleh hal ini.
Ada juga orang yang sangat takut menghadapi
kecaman, celaan dan penolakan. Itu sebabnya,
apapun yang mereka lakukan, mereka
mengerjakannya demi mengikuti arus - apapun
yang dilakukan oleh banyak orang, aku ikut
saja. Mereka sangat takut bertindak melawan
arus, takut didiskriminasi dan diremehkan.
Situasi semacam ini sangat terlihat jelas di
kalangan remaja. Mereka sangat takut ditolak
oleh kawan-kawannya. Itu sebabnya, mereka
ikut saja apa yang dikerjakan oleh teman-teman
mereka. Jika kita juga berperilaku seperti ini,
berarti kita masih diperbudak oleh orang lain.
Dibelenggu Takhyul dan Berhala
Untuk belenggu jenis yang ketujuh, mari kita
lihat Galatia 4:8 - "Dahulu, ketika kamu tidak
mengenal Allah, kamu memperhambakan diri
kepada allah-allah yang pada hakekatnya
bukan Allah ." Ini adalah perbudakan oleh
berhala dan takhyul. Banyak orang yang terikat
oleh hal-hal seperti ini. Jangan mengira bahwa
mereka yang berpendidikan bukan orang yang
terikat takhyul. Kenyataannya, mereka juga
mempercayai Feng Shui, dan akan
mencemaskan arah kemujuran. Orang yang
belum mengenal Allah akan mudah disuruh taat
kepada takhyul karena mereka masih belum
dimerdekakan. Banyak aturan-aturan yang akan
mengikat hidup kita.
Sebagai contoh, sangatlah tabu bagi orang
China untuk mengucapkan kata "mati". Seolah-
olah orang yang mengatakan hal tersebut akan
segera berada di dalam bayang-bayang
kematian jika sampai mengucapkan kata itu.
Banyak orang tidak menyukai nomor 4 atau 13.
Di gedung yang tinggi, kita jarang bertemu
dengan lantai 13. Inilah belenggu takhyul.
Belenggu Kesia-siaan
Untuk belenggu yang terakhir, mari kita lihat
Roma 8:20 - "Karena seluruh makhluk telah
ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh
kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia,
yang telah menaklukkannya, ." Belenggu yang
kedelapan adalah kesia-siaan - berada dalam
kendali kesia-siaan dan hidup di dalam kesia-
siaan.
Hal ini dilanjutkan di dalam ayat 21 - "tetapi
dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri
juga akan dimerdekakan dari perbudakan
kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan
kemuliaan anak-anak Allah. " Kesia-siaan
berjalan seiring dengan kebinasaan ( corruption
= kerusakan, pent.). Mengapa sia-sia? Karena
segala sesuatu di dunia ini akan berlalu, akan
binasa, dan tidak dapat bertahan.
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa budaya
"momen ini" sudah menjadi trend sekarang ini?
Orang makan, minum dan bermain sepuasnya.
Bagaimana perasaan Anda setelah Anda makan,
minum dan bermain sepuasnya? Mungkin Anda
akan segera merasakan kekosongan yang luar
biasa! Penyebabnya adalah karena setelah Anda
membenamkan diri Anda sampai melumpuhkan
kepekaan [panca indera] Anda, maka Anda akan
benar-benar merasa hampa. Anda tidak akan
mendapatkan kepuasan yang sejati. Tak ada
satu hal pun yang bisa memuaskan kita.
Anda tentu pernah mengalami perasaan seperti
ini, "Kalau saja aku bisa mendapatkan barang
itu, aku akan puas!" Akan tetapi, akan puaskah
Anda setelah memperolehnya? Anda akan
mendapati bahwa Anda masih belum puas. Jika
Anda mengejar sesuatu, Anda berpikir Anda
akan sangat puas setelah memperolehnya.
Namun, setelah mencapainya, Anda akan
mendapati bahwa kekosongan ini masih belum
terisi. Ini adalah suatu jenis belenggu juga.
Demikianlah belenggu-belenggu yang umum
mengikat kebanyakan orang. Ketika seseorang
berkubang di dalam dosa, berbagai jenis
belenggu akan mengikat dia. Masalahnya tidak
sesederhana apakah Anda dibelenggu oleh satu
atau dua jenis ikatan itu. Anda bisa saja diikat
oleh berbagai jenis belenggu di waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu, jika Anda belum
benar-benar mengalami keselamatan dan
kemerdekaan dari Allah, Anda hanya akan
melanjutkan peranan Anda sebagai budak dosa
di dalam hidup Anda - tanpa kemerdekaan dan
dikendalikan oleh berbagai masalah, hal, orang,
dan bahkan berhala, emosi, dan sebagainya.
Namun, Alkitab berkata kepada kita bahwa Anak
Allah telah mati bagi kita. Keselamatan dan
pembebasan telah disediakan bagi kita. Kalau
saja kita datang kepada-Nya, maka dia akan
memerdekakan kita dan kemerdekaan ini adalah
hal yang dapat langsung kita alami! Jika Anda
telah mengalaminya, Anda akan tahu bahwa
semua yang disampaikan di sini adalah benar.
Kebenaran dan kesesatan tidak dapat
dipastikan hanya dengan mengandalkan akal
pikiran kita - diperlukan pengalaman pribadi
untuk memastikan hal-hal tersebut. Jika Anda
telah mengalaminya, maka Anda akan tahu
bahwa semua yang telah Anda alami itu benar
dan tak dapat diragukan lagi. Demikianlah, saya
dengan setulus hati mengundang setiap orang
untuk mengalami kemerdekaan ini.
Sumber : www.cahayapengharapan.org